Dalam
kehidupan sehari – hari tentu kita tidak pernah lepas dengan apa yang
disebut Listrik. Pernahkah suatu saat kita bertanya kepada diri kita
sendiri, apakah itu listrik? Berapakah kecepatan aliran arus listrik
itu?? Mungkin ada beberapa dari kita sudah banyak yang mengerti, bahwa
sebenarnya apa yang disebut arus listrik adalah aliran muatan tiap
satuan waktu, yang dirumuskan
I = dq/dt
Tentunya yang dimaksud muatan disini
adalah elektron dan bukannya proton. Maka dari sini kita mengetahui,
bahwa yang mengalir dari sebuah arus listrik adalah elektron yang
bergerak dari kutub negatif ke kutub positif (arah arus elektron), dan
bukan sebaliknya dari positif ke negatif (arah arus konvesional). Namun
arah manapun yang anda gunakan akan tetap menghasilkan hasil yang sama
kecuali pada arah dari arus tersebut. Sebagian orang terutama para
teknisi lebih suka menggunakan arah arus konvesional, karena schematic
dari komponen elektronika menggunakan arah arus konvesional, sehingga
ini memudahkan dalam perancangan suatu piranti. Namun ada juga dari
kita yang lebih suka menggunakan arah arus elektron, karena memang ini
yang lebih dekat dengan kenyataan yang sebenarnya.
Schematic dari dioda, salah satu schematic komponen elektronika yang menggunakan konsep arah arus konvesional, anak panah menunjukkan arah arus konvesional yaitu dari anode ke katode. Namun bagi anda yang lebih menyukai arah arus elektron, anda dapat menganggap tanda panah merupakan arah datangnya elektron
Jadi untuk mengukur kecepatan arus
listrik, ini berarti kita mengukur kecepatan alir dari elektron
tersebut. Sekarang mari kita mulai menghitung dan siapkan kalkulator
anda.
Berapakah kecepatan alir elektron dalam sebuah kawat tembaga (14 gauge) yang berjari – jari 0.815 mm yang (misalnya) dialiri arus listrik 1 A ?
Untuk memudahkan menjawab pertanyaan
tersebut kita asumsikan saja terdapat 1 elektron bebas per atom
tembaga, maka kerapatan muatan elektron bebasnya sama dengan kerapatan
atom yang kita notasikan dengan n yang akan kita hubungkan dengan rapat
massa ρ, Bilangan Avogadro N dan Massa Atom Relatif Ar. Setelah
membuka – buka tabel akhirnya saya menemukan rapat massa ρ untuk
tembaga adalah 8.93 g/cm^3 dan Ar =63,5 gram/mol
melaui rumus yang kita dapatkan dalam buku kuliah Fisika
n = ( ρ . N)/Ar
Maka kita akan mendapatkan
n = [(8.93 g/cm^3) . (6,02 . 10^23 atom/mol)] / (63,5 gr/mol)
=8.47 x 10^22 atom/cm^3
Jadi dari sini kita mendapatkan apa yang
disebut kerapatan (densitas) elekton yang bernilai 8.47 x 10^22
atom/cm^3 atau juga dapat kita tuliskan 8.47 x 10^28 atom/m^3
Setelah mendapatkan nilai dari densitas
elektron, maka kitapun bisa menghitung kecepatan alir dari elektron
tersebut (v) dengan menggunakan rumus
v = I/(A.n.e)
= 1C/s / [ П(0,00815 m)^2 . (8.47 x 10^28 atom/m^3) (1,6 x 10^-19 C)]
Setelah persamaan tadi diseleseikan, maka
akan kita temukan jawaban sebesar 3,54 x 10^-5 m/s. Disini kita mulai
paham bahwa ternyata kecepatan drift dari elektron tembaga begitu
kecil. Sekarang timbul pertanyaan, berapakah waktu yang dibutuhkan
elektron tersebut untuk mengalir pada kawat tembaga sejauh 1 meter??
Melalui rumus gerak lurus beraturan yang
sederhana v = s/t , kita akan mendapatkan jawaban waktu alir elektron
tersebut sebesar 7,85 jam
Tentu kita heran, melihat angka tersebut.
Betapa tidak? Suatu lampu listrik akan menyala seketika saat saklar
dinyalakan, padahal laju aliran elektron begitu rendah, yang seharusnya
menurut logika akan membutuhkan waktu berjam- jam untuk mengalir dari
saklar ke lampu.
Keheranan ini akan terpecahkan bila kita
analogikan kawat penghantar tersebut sebagai selang air, dengan air
sebagai elektronnya. Ketika kita menyalakan keran dalam selang air yang
panjang dan kosong, air akan membutuhkan waktu sedikit lama untuk bisa
mengalir dari keran menuju mulut selang.
Namun bagaimana bila selang sudah penuh
dengan air?? Saat selang penuh dengan air, maka kita dapat melihat
bahwa air akan muncul pada mulut selang seketika kita menyalakan keran.
Ini disebabkan karena tekanan air pada keran akan membuat segmen air
pada selang akan mendorong segmen air didekatnya, begitu seterusnya
sampai segmen air tersebut sampai di mulut selang. Air yang keluar dari
ujung segmen akan digantikan dengan air pada segmen ujung sebelumnya.
Ini menyebabkan aliran air pada selang tersebut konstan.
Hal yang sama terjadi pada kabel tembaga
yang penuh dengan elektron bebas. Ketika saklar dihidupkan, maka suatu
medan listrik dengan laju mendekati cahaya akan memberikan seketika
seluruh elekron bebas tersebut apa yang disebut kecepatan drift (alir).
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kerapatan elektron dalam
kawat penghantar tersebut adalah konstan dan tidak berubah terhadap
waktu. Maka elektron yang keluar dari suatu segmen kawat penghantar
tersebut akan digantikan dengan elektron pada jumlah yang sama pada
ujung segmen kawat sebelumnya.
Inilah yang menyebabkan elektron –
elektron bergerak melalui filamen lampu hampir seketika saat saklar
dihidupkan. Jadi perpindahan sejumlah besar elektron pada kabel terjadi
bukan karena disebabkan dari sedikit elektron pada satu ujung kemudian
bergerak dengan cepat ke ujung lainnya, namun lebih merupakan hasil
dari gerak sejumlah besar muatan yang mengalir dengan lambat pada
kabel.
Semoga penjelasan ini dapat memperjelas
kejadian yang kita temui dalam kehidupan sehari. Atau mungkin anda
menjadi tambah bingung?? Jangan khawatir, segeralah ambil air wudhu,
bersegera sholat, lalu ulangi membaca tulisan ini pelan pelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar